Minggu, 03 November 2019

Makalah Tes dan Pengukuran Penjas

MAKALAH PENYUSUNAN TES KETERAMPILAN OLAHRAGA






DISUSUN OLEH KELOMPO II :

EGA APRILIAH
SAPARUL AMRI
ZULKIFLI
ASNUR ASIZ
















BAB I



LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan jasmani khususnya penilaian atau evaluasi dalam pengajaran sangatlah penting.Soalnya eveluasi merupakan hasil dari bebarapa rangkian kegiatan pengajaran dan hasil belajara siswa tiap semester. Untuk itu mahasiwa FIK UNM  khususnya harus membekali diri untuk belajar dan membuat suatu intrumen keterampilan yang digunakan sebagai bekal masa depan untuk mengajar dan menjadi guru yang professional. Karena selama ini yang kita tahu bahwa guru pendidikan jasmani di seluruh Indonesia khususnya dan masyarakat pada umunya dalam rangka menilai suatu tes keterampilan penjas masih menggunakan penilaian secara subjektif dan sangat jauh dari objektivitas.
Untuk itu seluruh FIK di seluruh Indonesia khususnya FIK UNM harus membekali diri pada mahasiswanya untuk meningkatkan dan mengajarkan tentang tes dan pengkuran dengan baik dan benar, agar nantiya outcome setiap tahunya FIK UNM dapat mencetak Guru yang profesional dalam bidangnya dan kompeten. Dengan adanya tes dan pengukuran nantinya mahasiswa FIK UNM mulai berpikir untuk menganalisa dan meneliti segala aktivitas keterampilan dalam cabang olahraga manapun.
RUMUSAN MASALAH
Dengan berdasarkan latar belakang dia atas maka akan membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaiamana cara mengyusun suatu tes intrumen tersebut ?
2. Bagaiamanakah cara menganalisa dan meneliti tentang tes dan pengkuran dalam penjas dan melakukan penelitian ?
A. Apakah pengertian dari tes dan pengukuran dan evaluasi ?
TUJUAN PENULISAN
1)   Untuk mengetahui cara menyusun dan suatu tes intrumen keterampilan
2)   Untuk mengetahui dan melakukan cara menganalisa, meneliti dan melakukan observasi ?
3)   Untuk mengetahui tentang evaluasi, tes dan pengukuran
MANFAAT PENULISAN
1. Untuk mengasah ilmu yang di dapat dari mata kuliah tes dan pengkuran
2. Untuk dapat mengerti tentang penyusunan dan penelitian dalam tes keterampilan penjas.
A. Dapat digunakan untuk sebagai bahan referensi bagi mahasiswa













BAB II



LANDASAN TEORI
PENGERTIAN TES DAN PENGUKURAN
A. Tujuan pendidikan jasmani
Abdoellah (1988) tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah meliputi: (1) Perkembangan organik, (2) perkembangan neuro muskuler, (3) perkembangan personal-sosial, dan (4) perkembangan kemampuan bernalar. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan di sekolah diperlukan pengukuran dan evaluasi.
Di Indonesia menurut SK Mendikbud 0413/U/1987, pendidikan jasmani diajarkan di sekolah bertujuan untuk mengembangkan individu secara organis, neuromuskuler, intelektual, dan emosionaal.
Annarino (1980) yang mengembangkan taksonomi tujuan pendidikan jasmani yang meliputi: (1) domain fisik; kekuatan, daya tahan, dan kelentukan, (2) domain psikomotor; kemampuan perseptual-motorik, dan keterampilan gerak dasar, (3) domain kognitif atau perkembangan intelektual yang terdiri dari; pengetahuan, kemampuan dan keterampilan intelektual, dan (4) domain afektif meliputi perkembangan personal, sosial dan emosional.

B. PENGERTIAN TES DAN PENGKURAN
Tes merupakan intrumen yang berfungsi untuk mengumpulkan data berupa pengetahuan maupun keterampilan seseorang dengan menggunakan skala tertentu.
Johnson & nelson (1974) Tes adalah suatu bentuk pertanyaan atau pengukuran yang digunakan untuk menilai pengetahuan dan kemampuan usaha fisik
Cronbach (1960) menyatakan tes adalah suatu proses yang sistematis untuk mengobservasi tingkah laku seseorang yang dideskripsikan dengan menggunakan skala berupa angka atau sistem dengan kategori tertentu.
Brown (1970) tes adalah suatu proses yang sistematis untuk mengukur tingkah laku seseorang atau individu .
Tes merupakan intrumen yang berfungsi untuk mengumpulkan data berupa pengetahuan maupun keterampilan seseorang dengan menggunakan skala tertentu.

PENGERTIAN PENGUKURAN
Mathew (1979) pengukuran merupakan bagian dari evaluasi, yang dilakukan melalui prosedur kuantitatif dengan menggunakan instrumen tertentu.
Verducci (1980) Pengukuran merupakan aspek kuantitatif untuk menentukan informasi tentang sifat atau perlengkapan secara tepat.
Kirkendall (1980) Pengukuran merupakan proses pengumpulan informasi.
Pengukuran adalah bagian dari evaluasi yang menggunakan alat atau teknik tertentu untuk mengumpulkan informasi,  dengan satu ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif.

Pengertian evaluasi
Edwin & Brown (1957) evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau harga dari sesuatu.
Johnson dan Nelson (1974) menyatakan bahwa evaluasi lebih penting dari pengukuran, evaluasi berguna sebagai dasar untuk menilai berdasarkan data yang dikumpulkan melalui proses pengukuran.
Mathwes (1978) menyatakan evaluasi mencakup pengambilan keputusan, penaksiran, penilaian, dan implementasi terhadap proses pendidikan secara keseluruhan.
Verducci (1980) evaluasi merupakan proses yang sistematis untuk menentukan tingkat tercapainya suatu tujuan.
Evaluasi menurut Kirkendall (1980) adalah suatu proses penentuan ni-lai atau pengumpulan data yang memiliki makna.
Ratna Sayekti (1988) menyatakan evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan seberapa jauh tujuan instruksional telah dicapai siswa.
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan nilai berdasarkan data yang dilakukan melalui tes dan pengukuran. Dengan demikian eveluasi meliputi dua langkah di depan yaitu mengukur dan menilai.
KRITERIA PEMILIHAN TES DAN KETERAMPILAN
Kriteria Tes
Kriteria tes dan instrumen yang baik pada umumnya harus memenuhi tingkat kesahihan (validitas), keterandalan  (reliabilitas), dan obyektifitas. (Kirkendal, Gruber dan Johnson: 1980). Kriteria yang lain adalah ekonomis, praktis, adanya  norma penilaian, petunjuk pelaksanaan dan cara  menyekor adalah kriteria yang harus dipenuhi berikutnya. Pemilihan tes dan instrumen yang digunakan untuk mengumpul-kan  data  tentang hasil belajar siswa harus disesuaikan dengan tujuan penilaian dan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Tersedianya fasilitas dan alat-alat olahraga, baik jenis, spesifikasi maupun jumlahnya sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan  belajar mengajar dan penilaian pendidikan jasmani.
Dalam  melaksanakan evaluasi  hasil belajar pendidikan jasmani diperlukan kemampuan tenaga pengajar, antara lain kemampuan menyusun tes hasil  belajar mahasiswa. Kemampuan tersebut  meliputi kemampuan menyusun  tes tertulis dan tes keterampilan olahraga. Secara umum kemampuan menyusun tes tersebut  meliputi beberapa hal: 1)  Penyusun tes harus  memiliki  kemampuan dalam hal penguasaan materi pengajaran. Terutama materi pengajaran yang akan dituangkan  dalam item-item  tes  yang akan disusun. Hal ini berkaitan dengan tuntutan validitas kurikuler, 2) Penyusun tes harus menguasai teknik-teknik  penyusunan tes, baik tes tertulis maupun tes keterampilan; dengan tujuan agar tes yang disusun mampu mengungkap informasi yang mendekati kenyataan, 3) Penyusun tes harus memiliki kemampuan merumuskan kalimat pertanyaan dalam  item tes dengan baik dan benar. Evaluasi yang dilakukan harus berorientasi pada tujuan-tujuan instruksional (instrucsional  effect) yang  telah ditetapkan dan juga  tujuan-tujuan pengiring (nurturent effect) lainnya. (Rakajoni: 1981). Berdasarkan tujuan-tujuan  tersebut maka evaluasi hasil belajar siswa mempunyai beberapa tujuan dan fungsi. Salah satu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan psikomotor adalah tes keterampilan olahraga.Perlu diketahui bahwa tidak semua tingkatan sekolah telah memiliki berbagai jenis tes yang valid dan reliabel untuk mengkur keterampilan siswa dalam berbagai cabang olahraga. Jika belum ada, maka tes keterampilan  olahraga  tersebut perlu  dibuat  untuk  memenuhi kebutuh-an dalam proses belajar  mengajar pendidikan jasmani. Berikut ini dibahas tentang kriteria tes yang baik dan langkah-langkah pembuatan tes ketrampilan olahraga (Rakajoni:1984).



LANGKAH MENYUSUN TES KETERAMPILAN

Langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga adalah: meng-analisis teknik-teknik ketrampilan cabang olahraga yang akan diukur dan dijadikan butir tes keterampilan;.membuat tes keterampilan eksperimen; menentukan kriterion; menentukan orang coba; mengumpul-kan data tes eksperimen dan kriterion; menentukan reliabilitas, menentukan validitas; menyusun rangkaian tes eksperimen; membuat persamaan regresi.
Berikut ini dibahas langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga (Scott, Gladys dan  French: 1959).
1. Menganalisis Teknik-teknik Keterampilan Cabang Olahraga yang akan Diukur dan Dijadikan Butir Tes Keerampilan.
2. Membuat Tes Keterampilan Eksperimen
3. Menentukan Kriteria Pembanding
4. Menentukan Orang coba
5.Mengumpulkan Data Tes Eksperimen dan Kriterion.
6. Menentukan Reliabilitas Setiap Butir Tes Eksperimen
Cara Tes dan Tes Ulang
Cara tes dan tes ulang, maksudnya tes pertama dilakukan kemudian selang beberapa waktu disusul dilakukan tes ulang dengan menggunakan tes yang sama. Untuk memperoleh  koefisien reliabilitas butir tes eksperimen, hasil tes pertama dan hasil tes ulang dikorelasikan menggunakan teknik statistik korelasi product moment. Koefisien korelasi antara hasil tes pertama dan hasil tes kedua merupakan koefisien reliabilitas tes eksperimen (Thomas dan Nelson: 1990).

Tes Terstandar sebagai Kriterion
Tes terstandar adalah tes yang telah dibakukan, sehingga diakui telah memiliki kualitas sebagai tes yang baik dilihat dari validitas dan reliabilitasnya.Biasanya tes terstandar tersebut dibuat oleh seorang ahli dalam bidang pendidikan jasmani dan memahami tentang perihal suatu cabang olahraga yang tesnya dibakukan.  Validitas tes eksperimen diperoleh dengan cara mengkorelasikan hasil tes eksperimen dengan hasil tes menggunakan tes standar atau tes yang telah terbukti baik (valid dan reliabel). Koefisien korelasi antara hasil tes eksperimen dengan hasil tes terstandar merupakan koefisien validitas tes eksperimen (Abdoellah: 1975).

Hasil Penilaian Para Juri sebagai Kriterion
Cara lain memperoleh validitas  tes eksperimen  menggunakan hasil pengamatan dan penilaian para juri (judge rating scale) sebagai tes kriterion. Beberapa juri melakukan pengamatan dan penilaian secara subyektif terhadap kualitas permainan orang coba.Pengamatan dan penilaian dilakukan pada saat orang coba sedang bermain (Verducci (1980).Untuk memperoleh hasil pengamatan dan penilaian yang lebih obyektif dari beberapa juri tersebut maka perlu disusun pedoman pengamatan dan penilaian.Pedoman pengamatan dan penilaian tersebut berisi tentang deskripsi aspek-aspek keterampilan dan skala penilaian. Berikut ini contoh data hasil  tes keterampilan lob bulutangkis sebagai tes eksperimen (X) dikorelasikan dengan  hasil penilaian  para juri sebagai kriterion (Y) (Budiwanto: 2001).





BAB III
KRITIK DAN SARAN

Selama ini yang kita tahu bahwa guru pendidikan jasmani di seluruh Indonesia khususnya dan masyarakat pada umunya dalam rangka menilai suatu tes keterampilan penjas masih menggunakan penilaian secara subjektif dan sangat jauh dari objektivitas.
Untuk itu seluruh FIK di seluruh Indonesia khususnya FIK UNM harus membekali diri pada mahasiswanya untuk meningkatkan dan mengajarkan tentang tes dan pengkuran dengan baik dan benar, agar nantiya outcome setiap tahunya FIK UNM dapat mencetak Guru yang profesional dalam bidangnya dan kompeten.











































DAFTAR PUSTAKA

Sumber : BUKU EVALUASI DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN KEOLAHRAGAAN  M.E. WINARNO

https://jcruyf77.wordpress.com/2009/11/05/panduan-penyusunan-tes-keterampilan-olahraga/

https://farizaulia.wordpress.com/2010/10/28/tes-keterampilan-olahraga/

https://ajie89.wordpress.com/2009/10/30/pembuatan-tes-keterampilan-olahraga/












































DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saparul Amri lahir di Maros tahun 1998 dari pasangan Muh. Rizal dan Makluma, sekarang tinggal di Tangkuru Maros, menyelesaikan pendidikan SD di SDN INP 25 Tangkuru, menyelesaikan SMP di  DDI Takkalasi, menyelesaikan SMA di SMAN 3 LAU Maros, dan sekarang melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Kelolahragaan UNM Makassar.

Egah Aprilia lahir di Tarakan tahun 1999 dari pasangan M. Hanafi dan Srirahmawati, sekarang tinggal di Makassar, menyelesaikan pendidikan SD di SDN Utama 1 Tarakan, menyelesaikan SMP di  SMP 6 Makassar, menyelesaikan SMA di SMA 16 Makassar, dan sekarang melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Kelolahragaan UNM Makassar.

M. Asnur Azis lahir di Takalar tahun 1998 dari pasangan Herman Azis dan Kurniati, sekarang tinggal di Takalar, dan sekarang melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Kelolahragaan UNM Makassar.

Zulkifly lahir dari pasangan Mahmud Syamri dan Sana, menyelesaikan SD di SDN Batupapan, SMP di SMP 2 Mamuju, SMA di SMAN 2 Mamuju, dan sekarang melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Kelolahragaan UNM Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar